Matius 25:24-35
Seringkali kita hidup berdasarkan pengalaman masa lalu; berdasarkan apa yang pernah kita alami dan kemudian kita menjadikannya sebagai patokan dalam hidup kita. Hal ini memang tidak selalu salah, tetapi pikiran seperti ini dapat menjadi penjara hidup yang menghalangi kita untuk dapat mengenal Tuhan lebih dalam lagi.
Saya ingin membahas tentang persepsi atau cara pandang manusia yang seringkali dapat menghalangi kita bertumbuh dewasa dalam pengenalan akan Tuhan.
Jika kita hidup oleh persepsi manusia saja, maka kita tidak akan mengalami perkenanan Tuhan, tetapi seharusnya kita hidup oleh iman kepada Anak Allah yang mengasihi kita, dan yang telah menyerahkan nyawa-Nya bagi kita.
Dan iman itu seringkali dibangun oleh pengalaman pribadi hidup berjalan bersama Tuhan, dimana kita bisa mendapatkan banyak rhema firman Tuhan.
Mengapa Persepsi Manusia itu Berbahaya?
1. Persepsi bisa merusak dan menghancurkan hubungan kita dengan orang lain terutama hubungan pribadi kita dengan Tuhan.
Di dalam Matius 25:24-30 menjelaskan sikap seorang hamba yang diberikan 1 talenta berkata, “Aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam (Matius 25:24).
Tuan itu tidak mengoreksi perkataan hambanya, karena itu dia berkata: “Hai hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut di tempat di mana aku tidak menanam.” (Matius 25:26).
Sepertinya tuannya itu menyetujui perkataan hambanya itu.
Apakah hal itu berarti dia sedang mengakui dirinya adalah kejam? Jawabannya: tidak! Tuannya itu bukanlah tuan yang kejam. Namun kita harus ingat bahwa kita akan dihakimi berdasarkan PERKATAAN atau PERSEPSI kita.
Lukas 19:22Katanya kepada orang itu: Hai hamba yang jahat, aku akan menghakimi engkau menurut perkataanmu sendiri. Engkau sudah tahu bahwa aku adalah orang yang keras, yang mengambil apa yang tidak pernah aku taruh dan menuai apa yang tidak aku tabur.
Arti perkataan Tuhan itu adalah “Jika engkau punya persepsi dan berkata bahwa Aku kejam maka Aku akan bertindak kejam terhadap kamu.”
Orang itu mendapatkan hasil dari persepsi dan pandangannya sendiri tentang tuannya. Sebab “Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur; akan diukurkan kepadamu.” Firman Tuhan menasehati, “Janganlah kamu menghakimi supaya kamu tidak dihakimi.“
2. Persepsi itu membuat kita tidak mendapatkan apa yang menjadi hak milik kita.
Lukas 15:11-12Yesus berkata lagi: “Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki. Kata yang bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka.
Anak bungsu ini mengenal ayahnya dan mengerti akan haknya sebagai seorang anak. Ia meminta harta milik yang menjadi bagian atau haknya; ayahnya pun membagikan harta kekayaan itu kepadanya.
Sedangkan anak yang sulung mempunyai persepsi yang salah terhadap ayahnya; dan juga terhadap dirinya. Ia merasa berjasa sudah melayani bertahun-tahun. Ia merasa dirinya tidak pernah berbuat kesalahan; namun sesungguhnya ia punya persepsi yang salah bahwa ia melihat dirinya sebagai budak bukan sebagai anak (Lukas 15:25-32).
Janganlah mengira bahwa kalau Anda mempunyai persepsi yang salah akan dikoreksi oleh Tuhan, belum tentu. Pada titik tertentu sepertinya Tuhan membiarkan saja persepsi Anda yang salah itu. Itulah sebabnya mengapa Ayub berdebat panjang lebar sampai puluhan pasal dengan sahabat-sahabat, baru kemudian Tuhan datang di tengah-tengah mereka.
Tuhan hanya bicara kepada sahabat-sahabat Ayub tentang kuda Nil, Buaya. Tetapi Tuhan memberikan nasehat kepada Ayub sehingga ia bisa berkata: “Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau.” (Ayub 42:5a) — Itulah PERSEPSI!
Ayub punya persepsi sendiri tentang Tuhan, maka ia berdebat dengan sahabatnya puluhan pasal, tetapi pada hari itu Ayub berkata: “Tetapi sekarang mataku memandang kepada-Mu.” (Ayub 42:5b).
“Tetapi sekarang mataku memandang kepada-Mu.”
Anda harus berdoa meminta Tuhan membuka mata iman Anda agar Anda mengerti pengharapan di dalam Kristus Yesus. Anda mengerti hak milik Anda di dalam Kristus (Efesus 1:18).
Allah baru memulihkan keadaan Ayub setelah Ayub hidup berdasarkan pengalaman iman pribadinya dengan Tuhan bukan berdasarkan persepsi manusia.
Ketika Hagar dan Ismail diusir oleh Sarah dan Abraham, Hagar hanya membawa sekirbat air dari Abraham. Apa artinya sekirbat air bagi mereka menghadapi padang gurun. Ketika Hagar kehabisan air minum, ia menangis lalu meninggalkan Ismail di semak belukar. Hagar berkata kepada Tuhan bahwa ia tidak tega melihat anak itu mati. Tuhan menghampiri Hagar dan membuka matanya sehingga ia melihat di depannya ada sumur.
Alkitab mencatat bahwa Tuhan tidak menciptakan sumur; sumur itu sudah ada di depan Hagar, tetapi Hagar bisa melihat ada sumur di depannya karena Tuhan membuka matanya.
Jika kirbat air urapan kasih Anda sudah kering berdoalah dan mintalah Tuhan membuka mata iman Anda supaya Anda bisa melihat ada sumur di depan Anda dan minum air sepuasnya dari sumur itu. Seperti Tuhan mengganti air di kirbatnya Hagar dengan air di sumur, demikian Tuhan pun sudah menyediakan air dari sumur kehidupan-Nya.
Janda seorang nabi yang tidak bisa membayar hutangnya sehingga anaknya hendak diambil untuk dijadikan budak. Tuhan membuat mujizat dengan melipatgandakan minyak yang ada di dalam buli-bulinya.
Tuhan memelihara seorang Janda di Sarfat melalui tepung dan minyak yang ada di tangannya. Tuhan melipatgandakan tepung dan minyak si janda itu karena ia memberikan rotinya kepada nabi Elia.
Mujizat itu ada di sekitar kita.
Bukankah ketika Yesus memberi makan 5 ribu orang laki-laki dengan melipatgandakan 5 ketul roti dan 2 ekor ikan miliki seorang anak kecil yang berada di sekitar murid-murid-Nya.
Elemen untuk terjadinya mujizat ada di sekitar kita.
Ketika perkawinan di Kana kekurangan anggur, Tuhan membuat mujizat dengan mengubah air menjadi anggur; melalui air dan tempayan yang memang sudah ada di sana.
Di dalam pandangan perwira ajudan raja yang tidak percaya, kota Samaria dikelilingi oleh musuh atau tentara Aram, tetapi di dalam pandangan nabi Elisa yang percaya, kota Samaria ditimbuni oleh makanan dan kekayaan yang sangat banyak sehingga ia bisa bernubuat akan mujizat makanan dan kekayaan bagi orang Israel.
Esok harinya, tentara Aram meninggalkan semua makanannnya dan kekayaannya untuk dinikmati oleh umat pilihan Tuhan, bangsa Israel.
Apakah Anda melihat bahwa hidup Anda di kelilingi oleh masalah dan kesulitan hidup?
Ketahuilah bahwa Tuhan melihat Anda ditimbuni oleh makanan dan kekayaan yang sangat banyak. Masalahnya adalah apakah Anda percaya dan berani melangkah dalam ketaatan melakukan perintah-Nya. Mujizat ada di sekitar kita.
Jika kita berdoa meminta mujizat maka Tuhan akan memberikan Anda perintah-Nya untuk ditaati.
3. Tuhan mengubah persepsi yang salah melalui kejadian dalam hidup kita (Yohanes 11:1-7).
Persepsi Maria, Marta dan Lazarus diubah menjadi sebuah pengalaman iman yang dahsyat. Awalnya Lazarus sakit keras, mereka mengirim utusan untuk meminta Tuhan Yesus datang menyembuhkannya. Tetapi pada hari itu, Yesus sengaja menunda dengan maksud untuk mengubah persepsi mereka dan membawa mereka kepada suatu pengalaman iman pribadi untuk menyatakan kemuliaan-Nya.
Yohanes 11:6 menyatakan Tuhan Yesus sengaja menunda kedatangan-Nya supaya mereka dapat belajar menjadi percaya.
Persepsi yang hendak diubah oleh Tuhan Yesus adalah:
1). Tidak semua keinginan dan permintaan kita diberikan oleh Tuhan, jika Dia hendak membawa kita masuk ke next level.Mereka meminta Lazarus disembuhkan tetapi Tuhan membiarkannya mati dikubur dan membusuk lalu Tuhan membangkitkannya dari kematian.2). Tuhan mempunyai maksud dan alasan atas setiap perkara di dalam hidup kita. Dia mau menyatakan kemuliaan-Nya supaya banyak orang menjadi percaya kepada-Nya (Yohanes 12:9-11).
Penutup:
1. Bangunlah kebiasaan untuk bersekutu dengan Tuhan dalam saat teduh setiap pagi. Carilah dan belajarlah firman Tuhan dan hikmat Tuhan setiap hari untuk mengubah persepsi hidup kita.
2. Bangunlah kebiasaan untuk beribadah setiap minggu; Anda bisa bersekutu dengan Tuhan bersama-sama saudara seiman. Anda bisa bersekutu dengan saudara seiman untuk mendapatkan kehidupan ilahi dan hikmat Tuhan.
3. Bangunlah kebiasaan untuk berbuat baik, murah hati dan suka menolong orang lain. Kebiasaan berbuat baik, murah hati dan suka menolong akan mengubah persepsi yang salah dan membangun kehidupan iman kita.