Amsal 25:28
“Orang yang tak dapat mengendalikan diri adalah seperti kota yang roboh temboknya.”
Pengendalian diri dan disiplin diri adalah faktor kunci dalam setiap sukses yang Anda harapkan dalam hidup ini. Rasul Paulus menyadari betapa pentingnya pengendalian diri. Ia berkata, “tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota abadi.” [1 Korintus 9:25]
Seorang atlit olimpiade harus berlatih selama bertahun-tahun agar bisa mendapatkan kesempatan meraih kemenangan dalam pertandingan itu. Pertandingan yang kita jalani adalah pertandingan yang jauh lebih penting daripada even-even pertandingan mana pun di dunia ini, sebab pertandingan kita adalah untuk memperoleh mahkota abadi. Itulah sebabnya mengapa penguasaan diri dan disiplin diri bukalah pilihan tetapi sebuah keharusan bagi orang percaya.
Saat pertandingan Piala Dunia Tim Perancis melawan Tim Italia, terjadi sebuah insiden yang memalukan. Salah seorang pemain Italia menghina pemain Perancis, namun karena pemain Perancis tidak dapat mengendalikan dirinya, ia memukul lawannya. Lalu wasit memberinya kartu merah, ia harus keluar dari pertandingan. Reaksi kita menentukan sukses kita.
Bagaimana caranya membangun roh penguasaan diri? Firman Allah mengajarkan dengan jelas mengenai topik ini. Ada beberapa langkah untuk membangun penguasaan diri.
1. Akuilah masalah Anda
Titik awal kita membangun penguasaan diri adalah karena suatu hari kelak kita harus mempertanggungjawabkan tingkah laku kita di hadapan Allah. Alkitab berkata, “Tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya.” [Yakobus 1:14], apakah artinya ini?
Kita melakukan sesuatu oleh karena kita menyukainya. Ketika saya melakukan sesuatu, saya mengetahui bahwa hal itu tidak bagi diri saya namun saya masih melakukannya, mengapa? Karena saya menyukai untuk melakukan hal itu, menyayangi dan menginginkannya. Itulah keinginan yang terdalam…
Apakah Anda ingin bisa menguasai diri? Akuilah masalah Anda ini dengan
lebih spesifik di hadapan Tuhan, mulailah berdoa dengan jelas dan penuh
keyakinan kepada Tuhan…
Bapa, Engkau tahu bahwa aku tidak bisa mengendalikan diri dalam hal… aku mohon berikanlah bagiku kekuatan dan hikmat-Mu agar aku bisa menguasai diriku dalam hal ini…
2. Lupakanlah apa yang ada di belakang atau masa lalu Anda
Alkitab berkata, “Lupakanlah apa yang di belakang dan arahkanlah dirimu kepada apa yang di depan untuk sebuah tujuan.” [Filipi 3:13-14]
Tuhan mau berkata bahwa, “Sekali Anda gagal bukan berarti Anda akan selalu gagal.” Kejatuhan atau kegagalan di masa lalu bukan berarti bahwa kita tidak akan pernah mampu untuk mengubahnya menjadi sukses dan kemenangan di masa depan.
Tetapi apabila kita selalu berfokus kepada kegagalan di masa lalu, atau terus menerus dikuasai rasa bersalah maka hal ini berarti memberikan jaminan untuk terus mengulangi kesalahan atau kegagalan yang sama di kemudian hari. Seperti halnya, seseorang yang mengemudikan mobil selalu melihat kaca spion maka ia pasti akan menabrak apa yang ada di depannya.
“Anda harus belajar melupakan apa yang telah di belakang dan mengarahkan diri kepada apa yang ada dihadapan Anda…”
3. Berkatalah kepada Perasaan Anda
Apakah Anda mau membiarkan mood Anda mengendalikan Anda? Allah tidak ingin Anda dikuasai oleh perasaan-perasaan Anda. Dia ingin Andalah yang menguasai perasaan Anda. Anda harus menjadi ‘tuan’ atas perasaan Anda. Dengan Kristus sebagai Tuan atas hidup Anda, maka Anda dapat belajar menjadi ‘tuan’ atas perasan Anda. Berbicaralah kepada perasaan Anda, belajarlah menghadapi perasaan Anda…
Alkitab berkata, “Karena kasih karunia Allah… Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini.” [Titus 2:11-12]. Kasih karunia Allah yang memberi kita kuasa untuk melakukan apa yang benar, bukanlah kekuatan kita sendiri. Allah akan memberikan Anda kemampuan untuk berkata TIDAK kepada perasaan, keinginan dan dorongan-dorongan yang menyesatkan.
Ada perbedaan besar di dalam pendekatan hukum yang berisi hak dan kewajiban dengan pendekatan kasih karunia yang berisi kasih dan belas kasihan Allah. Di dalam Injil Lukas pasal 18 dan pasal 19 menjelaskan perbedaan tersebut.
Seorang pemimpin yang sangat kaya mendekati Tuhan Yesus dengan Hukum Taurat untuk memperoleh hidup yang kekal. Yesus pun menanggapinya dengan Hukum. Ia gagal mendapatkan hidup yang kekal karena sulit baginya memenuhi tuntutan Yesus untuk memberikan seluruh harta kepada orang-orang miskin [Lukas 18:18-24]
Bagaimana dengan Zakheus, seorang yang juga kaya? Ia mendekati Tuhan Yesus dengan kerinduan yang mendalam, ia ‘melucuti dirinya’ yang kaya dengan berlari dan memanjat pohon ara untuk melihat Yesus yang akan lewat di kotanya. Tuhan memanggil Zakheus dan menumpang di rumahnya. Zakheus dengan rela hati menyerahkan setengah dari seluruh hartanya untuk orang-orang miskin dan mengembalikan empat kali lipat orang yang pernah diperasnya. Tuhan memberikan keselamatan kepada Zakheus dan seisi rumahnya, sebagai tambahan Tuhan memberinya hak istimewa menulis Kitab Injil yang mengisahkan tentang diri-Nya yaitu Injil Matius…
Anda sulit berhasil mengendalikan diri berdasarkan hukum Taurat justru Anda akan semakin frustrasi dibuatnya, tetapi Anda perlu meminta belas kasih Tuhan dan kuasa-Nya untuk mengatasi perasaan Anda.
4. Percayalah Anda bisa Berubah
Buah Roh dimulai dari dalam pikiran Anda. Oleh karena itu Anda harus menaburkan benih firman ke dalam pikiran Anda. Cara kita berpikir menentukan perasaan kita. Perasaan kita menentukan cara kita bertindak.
Allah memberikan kita kuasa untuk mengubah kebiasaan buruk ketika Dia memberi kita kuasa untuk memilih pikiran-pikiran yang akan kita pikirkan. Roma 12:2 menjelaskan bahwa kita berubah dengan cara mengubah pikiran kita. Oleh karena itu, ketika penguasaan diri kita dicobai, kita perlu memenuhi pikiran dengan janji-janji Allah atau firman Allah yang berkaitan dengan pencobaan itu agar tindakan kita benar di hadapan Tuhan.
1 Korintus 13:10 berkata bahwa kita tidak akan pernah dicobai melampaui kekuatan kita… jadi, Anda tidak perlu lagi berkata, “Pencobaan ini terlalu berat dan aku tidak sanggup lagi mengatasinya.” Ingat Alkitab berkata, “Allah itu setia…” Jika Anda orang Kristen, Allah tidak akan membiarkan Anda dicobai melampaui kekuatanmu. Ia akan memberikan kepadamu jalan keluar sehingga kamu dapat menanggungnya…”
5. Buatlah diri Anda bisa dimintai pertanggungjawaban
Temuilah seseorang yang paling Anda percayai untuk mengoreksi Anda, berdoa untuk Anda, dan menguatkan hati Anda. Mereka adalah perisai doa Anda. Orang yang tepat seharusnya adalah pasangan hidup Anda, keluarga Anda, atau pemimpin Anda.
Pengkotbah 4:12 berkata, “Dan bilamana seorang dapat dialahkan, dua orang akan dapat bertahan. Tali tiga lembar tak mudah diputuskan.”
6. Hindari Cobaan
Jangan menaruh diri Anda di tempat di mana Anda akan menghadapi pencobaan. Jika Anda bergumul dengan alkohol maka seharusnya Anda tidak pergi ke bar; jika Anda bergumul dengan berat badan maka seharusnya Anda tidak mengisi lemari es dengan ice cream. Lakukanlah apa pun yang bisa Anda lakukan untuk menghindari cobaan.
7. Bergantunglah dengan kuasa Allah
Setiap pergumulan yang Anda hadapi akan jauh lebih ringan bilamana Anda bergantung kepada Tuhan. Sebab tidak ada sesuatu pun yang dapat Anda lakukan tanpa Tuhan Yesus.
Rahasia sukses menguasai diri adalah Anda harus hidup dikuasai oleh kasih Allah. Saat Anda mendapat pencobaan, ingatlah Tuhan Yesus beserta Anda dan Dia menyediakan kuasa untuk mengubah hidup Anda.
Tuhan Yesus memberkati