SEMANGAT PANTANG MENYERAH

SEMANGAT PANTANG MENYERAH

Siapa sih yang bisa menyangka dengan tepat perjalanan kehidupan seseorang? Satu tahun yang lalu, seorang gadis 17 tahun Yusra Mardini teronggok dalam perahu bersama 20an pengungsi Syria antara perairan Yunani dan Turki

 

Menghadapi kematian yang dekat sebagaimana banyak pengungsi yang gagal mencapai daratan, Yusra dan adiknya perempuannya  lompat ke air dan berenang dengan menggeret 20 orang di perahu tersebut yang semuanya tidak bisa berenang. Dan mereka semua selamat sampai kedaratan karena penyelamatan yang dilakukan kedua remaja ini.

 

Sebenarnya cerita tersebut bisa berakhir di sini. Namun luar biasa, hari ini Yusra akan mewakili “no country, no flag and no national Anthem “ ketika dia masuk ke Olimpic stadium untuk mengikuti kompetisi dalam olimpiade di Rio 2016 sebagai bagian dari untuk pertama kalinya ada kontingen olimpic refugee squad!!!

 

Ada pertanyaan, jika anda kehilangan rumah anda, keluarga anda, Negara anda apakah kehidupan anda akan berakhir dan anda menyerah?  Apakah anda seperti Yusra – melanjutkan perjuangan dan berdiri tegak mencapai yang terbaik?!

 

Di tahun 2012 rumah keluarga Yusra hancur karena perang dan pembunuhan massal di daraya Syria. Ratusan warga terbunuh. Dan dalam tiga tahun selanjutnya terus saja pertempuran terjadi di daerah mereka sehingga tidak ada lagi kehidupan normal disana. Yang akhirnya membuat Yusra dan adiknya memutuskan untuk mengungsi.

 

Yusra menceritakan dia harus mengendap-ngendap bersembunyi hingga polisi pengawas tidak melihat mereka dan perahu mereka berjalan. Naas, baru berjalan 30 menit mesin kapan mati. Dikapal itu hanya 4 orang yang bisa berenang. Yusra adiknya dan 2 orang pria.

 

Ke empatnya berenang  mencoba menggeret  kapal tersebut di mana akhirnya kedua pria tersebut menyerah. Lalu apa yang ada dipikiran dua kakak beradik tersebut? Apakah mereka akan menyerah ? dan membuat semua orang mati atau mereka menyelamatkan hanya mereka berdua? Dan mereka berkata, kita berdua adalah perenang terbaik di dunia. Mereka putuskan mengeret kapal tersebut selama 4 jam berikutnya sampai kedarat. Menyelamatkan seisi kapal.

 

Inilah kisah heroic yang mencengangkan dunia.

 

Lalu bagaimana dia bisa sampai menjadi peserta olimpiase Rio 2016? Dia sekarang tinggal di Berlin. Dia terus menjalankan hobby dan minatnya dalam renang ini. Hingga prestasinya di lihat oleh nasional team (Germany) dan IOC. Dia lalu mengikuti  seleksi dan lulus di kelas 100 meter Freestyles – gaya bebas dan 100 meter  gaya kupu-kupu.

 

Sekarang – setelah tahun lalu  ia menyebrangi laut Aegean dengan heroic, Yusra akan berkompetisi di Rio yang merupakan  bagian dari 10 atlet yang ikut sebagai peserta olimpiade untuk pertama kalinya diadakan untuk mewakili dan menghormati para pengungsi yang tidak memiliki kewarganegaara, tidak ada bendera kenegaraan, dan tidak ada lagu kebangsaan.

 

Dia akan berada dalam stadion pada saat pembukaan dan mengatakan :  “I want to show everyone that, after the pain, after the storm, comes calm days. I want to inspire them to do something good in their lives. However tough things get, remember it’s the tough times that make you tougher So when you’ve got the option to sink or swim, keep on swimming. ”

 

Pierre de Coubertin pendiri olimpiade modern berkata : Bukan kemenangan yang terpenting namun perjuangan mencapainya yang bernilai tinggi”  Yusra menambahkan, “jangan pernah menyerah!” 

 

Semoga kita belajar dari seorang pejuang  kebenaran dan pejuang kehidupan berusia 18 tahun ini apa arti kata “perjuangan”.

 

 

 

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.