Filipi 4:6-8
Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus. Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.
Apabila Anda hendak melangkah hidup dalam urapan kemudahan (anointing of ease), firman Tuhan di dalam Filipi 4:6-8 menunjukkan kepada kita 4 hal yang perlukan kita lakukan untuk mempercayakan diri pada Tuhan setiap harinya.
I. Janganlah kuatir tentang apapun.
Kekuatirkan tidak dapat mengubah apapun juga.
Kekuatiran tidak dapat menghasilkan apa pun yang baik.
Kekuatiran adalah jalan masuk bagi stress, dan hidup tanpa kuasa.
Kekuatiran adalah sebuah hasil dari pembelajaran dan latihan. Kita belajar kuatir dari orang tua; pasangan; sahabat; atau dari pengalaman hidup. Namun ada kabar baiknya, karena kuatir adalah hasil dari pembelajaran maka kita bisa belajar untuk tidak mudah kuatir.
Bagaimana belajar untuk tidak menjadi kuatir? Tuhan Yesus berkata: “Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.” (Matius 6:34). Trust One Day at a Time.
1 Yohanes 4:18
Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.
Yohanes 15:5
Akulah pokok anggur dan kamulah ranting- rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa- apa.
Kita cukup tinggal di dalam Kristus, karena posisi kita adalah ranting-ranting-Nya. Namun tahukah Anda bahwa Iblis berusaha untuk membuat Anda berfokus kepada kondisi keadaan Anda bukan berfokus kepada posisi Anda di dalam Kristus. Anda mungkin sedang menghadapi kondisi: tekanan keuangan atau kesehatannya terganggu, masalah dalam hubungan, atau Anda merasa sedang merasa malu, merasa bersalah, dan merasa tertekan hidupnya.
Iblis menyerang pikiran Anda agar Anda hanya berfokus (memikirkan, menceritakan) pada kondisi Anda dan melupakan posisi Anda di dalam Kristus. Saat Anda berfokus kepada kondisi, keadaan atau pergumulan Anda maka kekuatiran dan ketakutan akan muncul dalam pikiran Anda; dan Anda akan kehilangan suka cita. Apabila Anda kehilangan sukacita maka Anda akan menjadi lemah. Jika kita tinggal di dalam Kristus, kita berbuah banyak.
Kita bisa tinggal di dalam Kristus, mengerti posisi kita di dalam Kristus, yaitu dengan cara membangun kesadaran bahwa:
Allah mengasihi kita (Yohanes 3:16);
Allah ada di pihak kita (Yohanes 1:17);
Allah menyertai kita (Yohanes 14:16).
II. Nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa.
Doa mengubahkan segala sesuatu. Saat ku berdoa mujizat itu nyata!
2 Tawarikh 20:3-4 3
Yosafat menjadi takut, lalu mengambil keputusan untuk mencari TUHAN. Ia menyerukan kepada seluruh Yehuda supaya berpuasa. Dan Yehuda berkumpul untuk meminta pertolongan dari pada TUHAN.
Mereka datang dari semua kota di Yehuda untuk mencari TUHAN. Alkitab menjelaskan bahwa saat Raja Yosafat menjadi takut, ia mengambil keputusan untuk mencari Tuhan dan meminta pertolongan daripada Tuhan. Saya ingin sharingkan mengenai doa yang efektif dan penuh kuasa berdasarkan kisah Yosafat ini.
1). Dia mengingatkan dirinya “Siapa Tuhan itu sebenarnya.”
2 Tawarikh 20:6
“Ya TUHAN, Allah nenek moyang kami, bukankah Engkau Allah di dalam sorga? Bukankah Engkau memerintah atas segenap kerajaan bangsa? Kuasa dan keperkasaan ada di dalam tangan-Mu, sehingga tidak ada orang yang dapat bertahan melawan Engkau.
Yosafat mengingatkan dirinya bahwa: “Allah itu berada di dalam sorga (berada dalam kedudukan lebih tinggi), Allah itu berkuasa dan sanggup untuk melakukan segala perkara; tidak ada seorang pun dapat bertahan melawan Tuhan.” Tuhan Yesus Kristus telah menderita sengsara dan mati di salib bagi kita untuk menyelamatkan kita dari maut; Dia telah menyembuhkan kita dari sakit penyakit; Dia telah mengubah kutuk menjadi berkat bagi kita. Dia Tuhan yang sangat mengasihi kita (Roma 8:31-37).
Kalimat pertama “Doa Bapa kami” — Bapa kami yang ada di sorga. Bapa adalah sumber kita. Bapa kami, kita tidak pernah sendirian. Ada di sorga, berada dalam kedudukan lebih tinggi. Jika di dalam doa-doa, kita mengingatkan diri kita mengenai “SIAPA TUHAN ITU SEBENARNYA BAGI KITA” maka iman kita akan semakin meningkat. Di mana ada iman di sana Tuhan bekerja melakukan mujizat bagi kita.
2). Dia mengingatkan dirinya “Apa yang telah Tuhan perbuat atas hidupnya”
2 Tawarikh 20:7
Bukankah Engkau Allah kami yang menghalau penduduk tanah ini dari depan umat-Mu Israel, dan memberikannya kepada keturunan Abraham, sahabat-Mu itu, untuk selama-lamanya?
Yosafat mengingatkan diri apa yang telah Tuhan perbuat atas umat Israel, Yosafat mengingatkan dirinya akan janji Tuhan untuk memberikan tanah perjanjian kepada keturunan Abraham, sahabat-Nya untuk selama-lamanya. Daud pun mengingatkan dirinya apa yang telah Tuhan perbuat atas dirinya saat berhadapan dengan Goliat. Daud berkata kepada Saul, “TUHAN yang telah melepaskan aku dari cakar singa dan dari cakar beruang, Dia juga akan melepaskan aku dari tangan orang Filistin itu.” Kata Saul kepada Daud: “Pergilah! TUHAN menyertai engkau.” (1 Samuel 17:37).
Jika di dalam doa-doa, kita mengingatkan diri kita “APA YANG TELAH TUHAN PERBUAT BAGI KITA” maka kita pun akan semakin percaya dan penuh keberanian untuk bertindak mentaati perintah firman-Nya.
3). Dia “memohon Tuhan melakukan hal itu sekali lagi” bagi umat-Nya Israel.
2 Tawarikh 20:12
Ya Allah kami, tidakkah Engkau akan menghukum mereka? Karena kami tidak mempunyai kekuatan untuk menghadapi laskar yang besar ini, yang datang menyerang kami. Kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan, tetapi mata kami tertuju kepada-Mu.”
Yosafat mengungkapkan ketidakmampuannya, ia menunjukkan kerendahan hati di hadapan Tuhan dengan memohon agar Tuhan menolong dia untuk menghadapi laskar yang besar itu. Yosafat berkata: “Kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan, tetapi mata kami tertuju kepada-Mu.”
Berdasarkan ayat firman Tuhan di atas kita mendapatkan prinsip kebenaran dalam berdoa. Kita harus berani mengakui kekurangan kita, ketidakmampuan kita, kebodohan kita, kesalahan kita di hadapan Tuhan sebelum kita memohon agar Tuhan menolong kita. Setelah kita berdoa dan menunggu pertolongannya; Kita harus mengarahkan mata kita agar tertuju hanya kepada Tuhan. Kita harus merendam pikiran kita dengan firman Tuhan, Siapa Tuhan, kebaikan dan kasih Tuhan, kuasa Tuhan….
Roma 8:32
Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?
Tuhan sudah menyelesaikan masalah terbesar Anda, yaitu masalah dosa dan kematian kekal diberikannya kita hidup kekal dan rumah di sorga, ketika Dia memberikan Yesus untuk mati di salib bagi kita. Jika Tuhan Yesus telah mati bagi Anda, masakan Dia tidak menyelesaikan segala masalah di dalam kehidupan Anda sehari-hari. Tuhan Yesus pasti memberkati kita berlimpah-limpah. Tuhan Yesus pasti menyertai kita.
Tuhan Yesus pasti melindungi kita sehingga kesakitan tidak menimpa kita (1 Tawarikh 4:10).
III. Mengucap syukur atas segala perkara. Setiap kali kita berdoa, kita harus menyertakan ucapan syukur di dalam doa-doa kita.
Yesaya 61:3 3
untuk mengaruniakan kepada mereka perhiasan kepala ganti abu, minyak untuk pesta ganti kain kabung, nyanyian puji-pujian ganti semangat yang pudar, (The garment of praise for the spirit of heaviness;) supaya orang menyebutkan mereka “pohon tarbantin kebenaran”, “tanaman TUHAN” untuk memperlihatkan keagungan-Nya.
Apabila kita melatih diri kita untuk mengucap syukur kepada Tuhan; maka hal ini akan dapat meningkatkan daya tahan tubuh kita. Kita akan menjadi lebih kuat dalam menghadapi stress atau tekanan hidup dan tidak mudah terserang penyakit (HEALTHY).
Orang yang suka bersyukur akan merasa lebih berbahagia (HAPPY). Orang yang tidak tahu mengucap syukur adalah orang yang menderita dan tidak berbahagia hidupnya. Mereka tidak pernah merasa puas. Tidak pernah merasa cukup. Apabila kita melatih kebiasaan mengucap syukur dalam segala hal, maka kita sedang mengurangi stress di dalam hidup kita.
Tahukah Anda bahwa ketika mantan seorang kusta yang kembali itu untuk mengucap syukur kepada Tuhan Yesus, ia menerima tambahan berkat? Tuhan Yesus berkata kepada dia, “Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan (sozo) engkau.”
Luke 17:19
And he said unto him, Arise, go thy way:thy faith hath made thee whole.
Lukas 17:19 Dan Dia berkata kepadanya, Bangunlah, pergilah: imanmu telah membuat engkau utuh Para Ahli Alkitab menjelaskan bahwa seorang kusta itu bukan hanya ditahirkan dari kuastanya tetapi juga mendapatkan kembali jari-jari tangan dan kakinya kembali serta mendapatkan mujizat terbesar, yaitu keselamatan jiwa dan hidup kekal. Ketika hati Anda bersyukur kepada Tuhan, Anda menempatkan diri Anda sendiri untuk menerima berkat yang lebih besar. Ada kuasa di dalam pujian dan ucapan syukur.
2 Tawarikh 20:21-22 21
Setelah ia berunding dengan rakyat, ia mengangkat orang-orang yang akan menyanyi nyanyian untuk TUHAN dan memuji TUHAN dalam pakaian kudus yang semarak pada waktu mereka keluar di muka orang-orang bersenjata, sambil berkata: “Nyanyikanlah nyanyian syukur bagi TUHAN, bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya!” Ketika mereka mulai bersorak-sorai dan menyanyikan nyanyian pujian, dibuat Tuhanlah penghadangan terhadap bani Amon dan Moab, dan orang-orang dari pegunungan Seir, yang hendak menyerang Yehuda, sehingga mereka terpukul kalah.
Tuhan memerintahkan Yosafat untuk menaikkan pujian dan nyanyian syukur, saat ia menghadapi peperangan melawan 3 (tiga) bangsa besar. Saat Yosafat dan orang Yehuda menaikkan pujian dan nyanyian syukur, Tuhan hadir berperang dan menaklukkan para musuhnya.
2 Tawarikh 20:25-26
Lalu Yosafat dan orang-orangnya turun untuk menjarah barang-barang mereka. Mereka menemukan banyak ternak, harta milik, pakaian dan barang-barang berharga. Yang mereka rampas itu lebih banyak dari pada yang dapat dibawa. Tiga hari lamanya mereka menjarah barang-barang itu, karena begitu banyaknya. Pada hari keempat mereka berkumpul di Lembah Pujian. Di sanalah mereka memuji TUHAN, dan itulah sebabnya orang menamakan tempat itu Lembah Pujian hingga sekarang. Di saat menghadapi peperangan, Tuhan memerintahkan Yosafat untuk menaikkan pujian dan nyanyian syukur.
Di saat Yosafat telah meraih kemenangan, ia dan orang Yehuda pun menaikan pujian dan nyanyian syukur kepada Tuhan. Dan Tuhan menambahkan berkat-Nya kepada Yosafat dengan jarahan kekayaan yang berlimpah-limpah. Alkitab mengatakan: “Tiga hari lamanya mereka menjarah barang-barang itu, karena begitu banyaknya.” Ada kuasa di dalam ucapan syukur dan nyanyian pujian.
IV. Pikirkanlah Hal-Hal yang Benar.
Jika kita ingin mengurangi stress dalam hidup kita, kita harus mengubah cara kita berpikir karena cara kita berpikir akan menentukan perasaan kita. Dan perasaan kita akan menentukan tindakan kita. Apa yang selalu ada di dalam pikiran Anda? Tuhan? Atau problem, problem, problem? Atau Uang, uang? Atau Susah, susah?
Bayangkan ada 2 mangkuk. Satu berisi air bersih yang segar. Yang kedua berisi air aki. Ambillah sebuah apel dan potong menjadi dua. Masukkan separo apel pertama ke mangkuk berisi air bersih. Masukkan separo apel kedua ke mangkuk berisi air aki. Biarkan masing-masing terendam dalam mangkuk selama 5 menit, lalu keluarkan keduanya. Mana yang akan Anda makan? Pikiran Anda seperti apel itu. Allah adalah air yang baik itu. Problem-problem adalah air aki itu.
Jika Anda merendam pikiran Anda dengan problem-problem Anda, akhirnya problem Anda akan membuat pikiran Anda karatan dan rusak. Tetapi jika Anda merendam pikiran Anda dengan Allah, dengan firman Allah, dengan Kasih Allah dan Kuasa Allah, maka hal itu akan menyegarkan Anda dan memperbarui sikap-sikap Anda.
Alkitab mengajarkan bahwa jika kita mau mengubah hidup kita, kita perlu mengubah apa yang selalu kita pikirkan. Kita sendiri harus memutuskan untuk memikirkan hanya hal-hal yang benar dan sedap didengar. Sebab Akar penyebab stress adalah karena kita memilih cara berpikir yang salah; cara berpikir yang membesar-besarkan kekuatiran; cara berpikir yang negatif, yang mana semua itu bisa membuat kita menjadi stress. Pemazmur menunjukkan kepada kita cara melakukan ini. Ia bertanya, “Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku dan gelisah di dalam diriku?” (Mazmur 42:5) Ia sedih dan kecewa. Berbagai pergumulan hidupnya mengancam untuk menariknya ke bawah dan menimbulkan korban lain. Tetapi pada saat yang tepat, pemazmur mengambil keputusan ini: “Berharaplah kepada Tuhan! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya… aku akan mengingat-Mu dari tanah sungai Yordan dan pegunungan Hermon, dari gunung Mizar (Mazmur 42:5-6).
Ada tekad dalam kata-kata firman ini: “Aku akan bersyukur lagi… Aku akan mengingat-Mu.” Secara sadar pemazmur memutuskan untuk mengatasi jiwanya yang tertekan dengan pikiran-pikiran akan Allah. Anda mengarahkan dan merendam pikiran Anda di dalam Allah; di saat Anda mengingat Tuhan dan bersyukur kepada Tuhan! Kemana pun aku pergi, aku akan mengingat-Mu – dari sungai Yordan ke pegunungan Hermon ke gunung Mizar.
Kita perlu menaruh perhatian dan memikirkan janji firman Tuhan; mengingat kebaikan Tuhan atas hidup kita. Menemukan Tuhan di tengah badai besar memerlukan kedisplinan rohani yang kuat dan terlatih. Namun apabila Anda memikirkan, merenungkan dan mengucapkan berulang-ulang masalah yang membelit Anda akankah mengubah Anda menjadi orang yang lebih baik? TIDAK. Tuhan Yesus berkata: “Janganlah gelisah dan gentar hatimu.” (Yohanes 14:27).
Anda akan berubah menjadi lebih baik, hanya apabila Anda mengubah pola pikiran Anda. “Rendamlah pikiran Anda dalam pikiran-pikiran Tuhan.” Ketika masalah datang menghadang: Kita bisa memilih untuk menjadi tertekan dan galau atau kita memilih untuk mempercayai Tuhan. Ketika badai topan datang menghantam Anda, Ketika keragu-raguan menyerbu pikiran Anda; Arahkanlah pikiran Anda kepada Allah.
Pikiran-pikiran terbaik Anda adalah pikiran-pikiran Tuhan. Allah lebih berkuasa dari semua masalah dan kekacauan ini! Musa berkata, “Siapakah yang seperti Engkau, di antara para allah, ya Tuhan; siapakah seperti Engkau, mulia karena kekudusan-Mu?” (Keluaran 15:11).
Apakah hasilnya bila kita tidak KUATIR; BERDOA untuk SEGALA SESUATU, MENGUCAP SYUKUR dan BERFOKUS kepada HAL-HAL yang BENAR. Rasul Paulus memberitahu kita hasilnya adalah “Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.” (Filipi 4:7).
Tuhan Yesus memberkati.