Ibrani 12:1-2
Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.
Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.
Allah menaruh 2 hal di depan manusia:
1. Menaruh Hidup kekal kepada setiap orang berdosa (Yoh 3:16).
2. Menaruh Kerajaan Sorga di depan orang yang telah mendapatkan hidup yang kekal (Mat 5:20, Mat 7:21).
Berdasarkan Yoh 3:16, Mat 5:20, Matt 7:21, memperlihatkan kepada kita: Untuk mendapatkan hidup yang kekal cukup dengan percaya, Tetapi untuk memasuki Kerajaan Sorga, perlu memenuhi persyaratan lain.
Setelah seseorang beroleh hidup kekal, Allah menaruh dia pada satu jalur perlombaan untuk berlari. Seumur hidup orang Kristen adalah satu perlombaan lari.
Perlombaan lari ini bukan untuk mendapatkan hidup kekal, bukan berarti orang yang menang dalam perlombaan lari ini baru memperoleh hidup kekal; justru orang yang telah beroleh hidup kekal yang baru bisa mengikuti perlombaan ini.
Hasil dari perlombaan lari ini: ada orang yang memperoleh mahkota dan ada orang yang tidak memperoleh mahkota (1 Kor 9:24-25).
Apakah mahkota itu?
Mahkota adalah wakil dari Kerajaan Sorga. Mahkota adalah wakil dari yang menjadi raja, yang memegang kekuasaan, dan yang mendapatkan kemuliaan. Memperoleh mahkota berarti telah mendapatkan Kerajaan Sorga, bersama Tuhan Yesus menjadi raja, turut memegang kekuasaan dan mendapatkan kemuliaan. Orang Kristen pasti mendapatkan hidup kekal, tetapi apakah mereka mendapatkan Kerajaan Sorga, itu tergantung pada bagaimana hasil perlombaan lari mereka. Begitu seseorang beroleh hidup kekal, Allah segera menaruhnya di jalur perlombaan yang menuju Kerajaan Sorga untuk berlari. Perkataan, kelakukan, pikiran, kehidupan kita dan segala-galanya -- semuanya itu berhubungan dengan apakah kelak ia mendapatkan Kerajaan Sorga atau tidak. Orang yang tidak mengambil bagian dalam perlombaan lari ini, berarti memutus bahwa dirinya tidak patut mendapatkan Kerajaan Sorga; orang yang larinya tidak baik, merusak kesempatan dirinya mendapatkan Kerajaan Sorga. Allah telah menaruh semua orang Kristen di jalur ini.1 Korintus 9:25-27 Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi. Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul. Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.Penyangkalan diri kita, persembahan kita, kesetiaan kita, kemenangan kita akan membantu kita menjadi orang yang mendapatkan mahkota. Orang-orang yang serakah, duniawi, yang hidupnya menurut keinginan dagingnya akan nampak, meskipun mereka sudah percaya dan mendapatkan hidup kekal, tetapi Kerajaan Sorga bukan milik mereka. Caranya Berlari dan Memperoleh Mahkota: 1. MENANGGALKAN SEMUA BEBAN DAN DOSA YANG BEGITU MERINTANGI KITA. 1). Meninggalkan Dosa. Kita membahas lebih dahulu masalah meninggalkan dosa. Dosa paling menghalangi kemajuan rohani seseorang. Dosa paling membuat orang kehilangan syarat untuk ikut lomba lari. Dosa adalah pelanggaran; pelanggaran membuat orang terkena diskualifikasi; pelanggaran menyebabkan kita "dikeluarkan dari gelanggang." Setiap orang percaya harus meninggalkan dan terlepas dari dosa yang telah diketahuinya. Tak peduli itu iri hati, sombong, perkataan dusta dalam mulut, kenajisan dalam hati, temperamen mudah marah dan suka tergesa-gesa, pelampiasan hawa nafsu, -- semuanya itu, dapat membuat orang percaya tidak layak menjadi peserta lomba lari atau kena diskualifikasi dan akhirnya tidak mendapatkan mahkota! Apa saja yang berdosa kepada Tuhan: harus diakui, diselesaikan, dan ditolak dengan sungguh-sungguh supaya memperoleh pengampunan Allah. Tidak ada satu orang pun yang hati nuraninya tidak tentram, hati nurani tertuduh, bisa berlari dalam perlombaan. Kita tidak seharusnya mempunyai dosa yang belum disingkirkan, sehingga dalam jangka panjang terus merasakan hati nurani yang tidak tentram. Jikalau kita bersalah kepada orang, kita harus dengan baik-baik mengaku salah kepadanya. Jikalau kita merugikan barang atau uang orang, harus menurut kemampuan kita mengganti rugi; janganlah kita merugikan orang lain namun tidak dibereskan. Jangan takut rugi, jangan takut kehilangan muka. Jikalau dosa tidak dibereskan dan ditinggalkan, Anda tidak bisa berlari dalam jalur perlombaan. 2). Menanggalkan Semua Beban Apakah ynag termasuk dengan beban? Beban belum tentu dosa, belum tentu tidak baik, tetapi semua itu mudah merintangi, menjerat kita. Jikalau kita tidak meninggalkan dosa, kita kena diskualifikasi. Jikalau kita tidak menanggalkan beban, meskipun memenuhi syarat untuk berlari, tetapi pasti tidak bisa berlari dengan cepat. Pernahkah Anda melihat orang yang berpakaian jubah besar ikut berlomba lari? Apapun yang menyebabkan kita tidak bisa lati dengan cepat, yang menghalangi kita maju, itu adalah beban Kegagalan Lot dikarenakan ia mempunyai beban. Lot sebenarnya bukan orang yang jahat (2 Petrus 2:7). Tetapi kehidupannya berbeda dengan Abraham. Abraham tinggal di padang belantara, Lot tinggal di dalam kota. Abraham tinggal di kemah, Lot tinggal di dalam rumah. Inilah perbedaan besar di antara mereka: yang satu ringan, yang satunya lagi berbeban berat. Kalau mempunyai beban, meskipun bisa berlari, akhirnya tetap akan gagal dan tidak bisa berlari lagi. Kita harus memperhatikan perkataan Tuhan Yesus bahwa "Kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan dan keinginan-keinginan akan hal lain," (Mark 4:19), bisa membuat orang tidak berbuah (tidak memperoleh mahkota).
Sekalipun Anda tidak berbuat dosa, tetapi jika hidup Anda dipenuhi oleh beban kekuatiran maka Anda pun tidak bisa berbuah.
Meskipun harta kekayaan bukan dosa, tetapi jika Anda adalah seorang yang ingin cepat menjadi kaya maka Anda pasti tidak bisa berbuah dan tidak memperoleh mahkota. Kewajiban yang Allah berikan kepada kita harus kita kerjakan dengan baik; tetapi kalau hati kita terhimpit oleh sesuatu, kita pasti tidak bisa berlari.
Sebuah beban bisa saja berupa: seorang teman yang tidak rela ditinggalkan, jabatan dan kedudukan yang sedang Anda kejar, sebuah mobil, rumah, usaha yang sedang jadi beban dipikiran Anda, semuanya itu beserta ratusan bahkan ribuan barang yang lain, meskipun bukan dosa, tetapi bisa menghambat kecepatan lari Anda.
Sebab itu, kita harus bertanya kepada diri sendiri: Adakah dosa apa yang menyebabkan saya kena diskualifikasi sehingga saya dikeluarkan dari gelanggang pertandingan? Adakah beban apa yang menghalangi saya berlari kencang? Kita harus menyingkapkan dosa-dosa itu. Kita harus menemukan beban-beban itu.2. TEKUN DALAM JALUR PERLOMBAAN DI DEPAN KITA orang yang berlari dalam lomba lari, tidak saja harus meninggalkan dosa yang mudah menjerat, tidak saja harus menanggalkan beban yang begitu merintangi, juga harus tekun dalam jalur perlombaan yang dibentangkan di depan kita. Mengapa harus TEKUN? Pahala, upah atau mahkota bukan diberikan pada saat permulaan berlari, juga bukan diberikan kepada kita di pertengahan jalan, melainkan diberikan kita pada garis akhir. Setelah Anda menyelesaikan langkah terakhir, barulah diberikan kepada Anda. 5 latihan disiplin rohani. 1). Tekun saat teduh setiap hari. 2). Tekun ibadah setiap minggu. 3). Tekun bersaksi setiap kesempatan. 4). Tekun berbuat baik. 5). Tekun membawa persepuluhan setiap bulan. Meskipun awalnya baik, pertengahannya juga baik, belum tentu sampai garis akhirnya baik. Permulaannya menang, pertengahannya juga menang, akhirnya juga harus menang, baru terhitung menang. Sebelum sampai di garis akhir, tidak ada seorang pun yang berani menanggung bahwa Anda pasti mendapatkan mahkota. Anda bisa saja gagal justru dalam 5 langkah terakhir. Kita berlari dengan tekun dalam perlombaan yang dibentangkan di depan kita. Hanya ada satu jalur yang dibentangkan di depan kita. Anda tidak bisa memilih jalur yang Anda senangi dan berlari di sana; Anda harus berlari dalam jalur yangbtelah dibentangkan di depan aanda oleh Allah.
2 Timotius 2:5 Seorang olahragawan hanya dapat memperoleh mahkota sebagai juara, apabila ia bertanding menurut peraturan-peraturan olahraga.Yang paling disayangkan, banyak orang Kristen dengan gairah ikut perlombaan, tetapi tidak berada dalam jalur yang telah ditentukan oleh Allah. Kegairahan kita sendiri, jerih payah kita sendiri, aktivitas kita sendiri, tidak bisa menggantikan kehendak Allah. -- janganlahseperti Kain, membawa persembahan menurut keinginannya sendiri, menurut jerih payahnya sendiri, dan kegairahannya sendiri akhirnya: ia ditolak oleh Tuhan. Semua orang yang berlari di jalur Allah akan menderita kerugian. Abraham harus meninggalkan sumber penghasilannya di Ur-Kasdim. Abraham harus kehilangan Terah, ayahnya di Haran. Abraham harus kehilangan Ismail, anaknya dan Hagar, istrinya. Abraham harus kehilangan Ishak, anak yang dikasihinya. Akhirnya, akibat Abraham menyerahkan Ishak, Sarah meninggalkan Abraham. Namun Allah telah menaruh jakur itu di depan kita, kita harus berlari di atas jalur itu, barulah kita mendapatkan mahkota.
Apa yang dipikirkan sebenarnya itulah yang dikehendaki-Nya untuk terjadi atau diwujudkan. Siapakah yang harus mewujudkannya?
Setiap orang percaya, para hamba-Nya, anak-anak-Nya.
Ada 3 hal yang harus Anda ketahui untuk mewujudkannya: 1). Covenant (Perjanjian Alllah dengan umat-Nya, firman-Nya). 2). Faith (iman percaya, ketaatan). 3). Harvesting (Penuaian). Di sekitar kita ada banyak perkara yang akan mempengaruhi pandangan kita, mengubah tujuan kita, tetapi kita hanya dengan mata tertuju kepada Yesus saja, sehingga dapat terus menerus berlari di atas jalan Allah. Yesus adalah Tuhan yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan. Iman kita bermula dari Dia, juga berakhir pada-Nya. Yang kita percayai hanya Dia. Sekali kita berada di dalam Tuhan, kita perlu sering tinggal di dalam Tuhan. Yang kita pikirkan seharusnya hanya Tuhan Yesus saja. Awal dan akhir segala perkara haruslah tergantung pada Tuhan Yesus. Iman kita berawal dari Yesus, juga berakhir pada Dia. Selain kepada Yesus Kristus, kita tidak seharusnya menengadah kepada yang lain.Jikalau mata kita hanya tertuju kepada Tuhan Yesus, dengan sendirinya kekudusan, kemenangan dan lainnya akan terwujud di dalam kehidupan kita. Jika kita memiliki tuntutan lain di luar Kristus, itu akan menyebabkan jalan kita berliku-liku.
Dalam perjalanan rohani, kita harus berdoa dan memohon Tuhan mewahyukan kepada kita, agar kita nampak bahwa semuanya berada di dalam Kristus: pengampunan-Nya, pembenaran-Nya, kelahiran baru, dipenuhi Roh Kudus dan lainnya, juga berada di dalam Kristus. Segala-galanya berada di dalam Kristus.
Kristus adalah Alfa dan Omega.
Kristus adalah awal, Dia juga akhir.
Segala sesuatu tergantung pada-Nya.
Kalau kita meninggalkan Dia (meragukan, terburu-buru, mengandalkan yang lain, bukannya percaya, bergantung, menunggu dan berharap pada-Nya), kita tidak bisa menempuh perjalanan yang di depan kita.
Kunci kemajuan perjalanan kerohanian tergantung pada mengetahui bagaimana dengan tepat tidak memikirkan kembali keadaan diri sendiri. Orang yang mengetahui apa yang disebut tidak memandang diri sendiri tetapi memandang Tuhan Yesus adalah orang yang berbahagia.Bahkan kita tidak mengetahui jalan salib itu apa.
Kita tidak mengetahui setiap perkara yang menimpa ke atas kita sudah seizin Tuhan.
Segala yang berlawanan dengan maksud hati kita, yang membuat kita menderita, yang menyalahpahami kita, keadaan yang menindas kita, perkara yang membuat pengharapan kita hilang, semuanya adalah salib yang Allah berikan kepada kita.
Bagaimanakah kita meresponi, bereaksi, atau memperlakukan hal-hal ini? Apakah kita sangat ingin terlepas dari kesulitan-kesulitan itu?
Sikap hati kita yang tidak taat, akan membuat kita tidak bisa berlari dengan baik dalam perlombaan ini.
Allah membiarkan setiap salib menimpa diri kita, itu ada tujuan khusus; setiap salib juga mempunyai amanat yang khusus, mempunyai suatu tujuan yang akan menggenapkan di atas kita.
Kalau kita menuruti kehendak Allah menerimanya, seperti Tuhan Yesus dengan tekun memikul salib, maka manusia lahiriah kita akan sekali lagi ditanggulangi, kapasitas kita akan lebih diperbesar untuk dipenuhi dengan kuasa kebangkitan Kristus.
Sikap suka memberontak dan tidak taat, serta kekuatan untuk meronta, semuanya membuat tujuan Allah tidak bisa tergenapi, membuat salib sia-sia menimpa ke atas diri kita, karena kita tidak menyelesaikan apa yang Allah telah selesaikan.
Tuhan Yesus memberkati.
2 Responses to HIDUP KEKAL DAN MAHKOTA KEHIDUPAN